hidupmu cuma sekali tapi selalu merasa diikuti bayang-bayang perasaan bersalah karena bahkan untuk bertahan hidup saja, kamu belum memiliki kualifikasi yang baik. uang masih pemberian dari orang tua, life experience yang masih minim. bahkan keterampilan khusus pun tak ada.
aku, adalah orang tersebut. segelintir orang yang masih terus mencari kelebihan apa yang tepat, yang dapat berguna untuk orang sekitar.
aku, adalah si perasa, yang berfikir menggunakan hati, dan jarang menggunakan otak. dengan itulah aku, yang selalu merasa kurang. karena aku merasa selalu merepotkan orang lain.
dan inilah aku, yang masih terus mengeluh, dan tak sabar untuk menemukan apa kelebihanku.
aku percaya, semua orang pasti punya kelebihan. dan hanya waktu lah yang dapat mempertemukan ku dengan kelebihanku itu. tapi bukan hal yang mudah untuk bertahan diantara ketidakpastian ini. ketidakpastian tentang apa guna "aku" dalam sebuah lingkaran kehidupan yang ada di sekitarku.
perasaan up dan down yang sering terjadi ngebuat aku terus-terusan menahan emosi. berusaha selalu "kontrol" dengan segala perasaan yang bisa tumpah ruah kapan saja. perasaan minder, seperti sebuah nama tengah yang membayangi hidupku.
banyak orang yang berusaha membuatku bangkit dan percaya bahwa pasti ada "sesuatu" di diriku yang mungkin belum terlihat. sebagian orang lagi malah berusaha membuatku yakin bahwa aku harus melawan disaat semua orang meng-underestimate-kan diriku.
apapun itu, masih belum cukup untuk membuat aku benar-benar tenang.
sampai aku akhirnya sadar, akulah yang harus berdamai dengan diriku sendiri. mulai menerima saja bahwa aku memang begini. entah sampai kapan.
dan berusaha dengan bangga menyatakan bahwa, "kelebihanku adalah, aku memiliki banyak kekurangan"
1 comment:
Hei, nice post. Menginspirasi. Dibalik kelebihan terdapat banyak kekurangan. :)
Post a Comment