Proses
Dekafeinasi
Proses dekafeinasi
adalah proses yang membantu untuk mengurangi kadar kafein dalam kopi tanpa
mengurangi rasa seduhannya sehingga konsumen dapat menikmati flavor dan rasa
khas dari kopi tanpa efek stimulant. Berdasarkan legislasi dan pasar european
union, pengurangan kadar kafein pada kopi roast adalah sebesar 0,1% dan 0,3%
pada kopi instant.
Terdapat 4 proses
dekafeinasi berdasarkan bahan yang digunakan untuk mengekstraksi kafein, yaitu:
1. 1. Perebusan biji kopi dengan air atau uap
untuk memudahkan ekstraksi kafein
2. 2. Ekstraksi kafein
3. 3. Penguapan biji kopi kembali untuk
pembersihan residu
4. 4. Pengeringan biji kopi sampai kadar air
yang diinginkan
Proses
dekafeinasi kopi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ukuran biji kopi,
suhu pelarut dan jenis pelarut yang digunakan. Proses ini memerlukan suatu
rangkaian peralatan yang praktis dan efisien untuk mempermudah kegiatan proses
dan meningkatkan mutu dari hasil yang diharapkan. Salah satu alat yang
digunakan untuk proses dekafeinasi kopi adalah reaktor kolom tunggal dimana
tahapan kegiatan proses dekafeinasi kopi yaitu proses pengukusan dan pelarutan
dapat dilakukan sekaligus dalam satu unit rangkaian alat saja.
Metode
dekafeinasi
1. Water method
Ketika
biji kopi diseduh didalam air, kafein akan larut didalam air tetapi terjadi
kehilangan senyawa aromatik dari kopi sehingga untuk menanggulangi ini
digunakan activated carbon untuk
menyerap kafein sehingga ekstrak kopi bebas kafein dapat diproses kembali
2. Ethyl Acetate Method
Etil
asetat dikombinasikan dengan air untuk mengurangi kadar kafein pada kopi pada
saat proses ekstraksi kafein sampai kadar kafein residu mencapai maksimum 0,1%
3. Super Critical Carbon Dioxide &
Liquid Carbon Dioxide Method
Penggunaan
karbondioksida dalam bentuk liquid dapat digunakan bersamaan dengan temperatur
dan tekanan rendah pada saat ekstraksi kafein.
4. Methylene Chloride (Dichloromethane
Method-DCM)
DCM disirkulasikan di dalam air.
Ekstraksi dengan DCM ini mempunyai titik didih yang rendah sampai level kafein
pada residu maksimum 0,1%